Friday, April 24, 2009
Tiada apa yang bisa menggumbirakan hati para buruh seperti aku melainkan dihadiahi kenaikan gaji. Rasa ringan pula badan biar pun balik kerja selewat jam 2 pagi dan kembali berkerja seawal jam 7 pagi berikutnya. Buat masa ini kuota masa sosial aku terpaksa diterhadkan.
Berkhidmat dengan kompeni yang mementingkan produktiviti begini memang agak mencabar. Tambah pula dengan orientasi kompeni yang bersifat global begini sememangnya menuntut dedikasi paling maksimum. Aku kalau dalam bab 'escapism' memang nombor satu. Parahnya taktik mengular yang sering aku praktikkan selama ini sudah tidak relevan lagi.
Haiya, hendak ke bilik termenung sambil menenang perasaan juga sudah tidak lalu.
Rambut ala-ala Rhoma Irama aku juga sudah selamat di trim. Mulanya berat juga, namun tuntutan kerja membataskan aku untuk bergaya sebegitu. Agaknya mungkin ketrampilan begitu membuatkan aku mudah diterima masuk dalam kelompok 'Brotherhood of Macha'. Bercakap Tamil aku belum pandai lagi, namun omongnya Indon udah jadi kebiasaan.
Waduh pak, gue gak ngerti omongnya Indo, ngobrol ama cewek ganteng dikit-dikit itu bisa juga.
Malam ini gue mau tidur bersama muka yang girang, namun gue tau saat gue sedar subuh pagi wajah gue tidak mungkin semunggil ini. Jam sekarang udah masuk 3.30 pagi, waduh, jam tujuh gue harus ada dikantor!
Sejak 3 hari lepas kami melalui hari yang agak 'tough', transformasi ke sebuah sistem yang baharu diiringi migrasi data yang berjuta mendatangkan migrain pada kepala. Lagi lama aku disini pasti cepat tua. Tapi syukur juga jika punya Tuan besar yang tidak lokek dengan komplimen dan pandai main angin anak-anak buahnya.
Gue permisi dulu bung, permisi dulu mas!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment