Ku mendengar bertali arus darah pekat deras mengalir di urat jiwa,
Ku mendengar hinanya rintihan itu membisik hati,
Ku mendengar bisikan suara hati yang gelap bersalut darahan nan hanyir,
Hentikan saja arus deras darahan yang hanyir itu,
Hapuskan saja si hina yang merintih sebelum terlepas keluar,
Putihkan ruangan hati kamu yang hitam,
Kamu tahu,
Andai syahid darah merah itu suci jadi jangan cemarkannya,
kamu tahu,
Bisikan marabahaya berbisik hanya akal saja senjatanya,
kamu tahu,
Hati boleh bersifat malaikat jadi jangan syaitankannya,
kamu sedar bukan,
Mainan bisikan ini mencetus perang sesama saudara,
kamu sedar bukan,
Darahan hanyir pekat menyeksakan hati,
kamu sedar bukan,
Ketul daging ini semakin membusuk bak bangkai,
Dimana kita?
Aku bertanya dimana kita?
Kamu punya akal,
Kamu punya ilmu,
Tetapi mana kekuatan kamu?
Ikut telunjuk nafsu,
Suapan haloba merabunkan mata,
Aku Nampak itu,
Kamu sedar akan itu,
Jangan sorokkan dariku!!
Kamu berada dikalangan aku!!
Ku mendengar hinanya rintihan itu membisik hati,
Ku mendengar bisikan suara hati yang gelap bersalut darahan nan hanyir,
Hentikan saja arus deras darahan yang hanyir itu,
Hapuskan saja si hina yang merintih sebelum terlepas keluar,
Putihkan ruangan hati kamu yang hitam,
Kamu tahu,
Andai syahid darah merah itu suci jadi jangan cemarkannya,
kamu tahu,
Bisikan marabahaya berbisik hanya akal saja senjatanya,
kamu tahu,
Hati boleh bersifat malaikat jadi jangan syaitankannya,
kamu sedar bukan,
Mainan bisikan ini mencetus perang sesama saudara,
kamu sedar bukan,
Darahan hanyir pekat menyeksakan hati,
kamu sedar bukan,
Ketul daging ini semakin membusuk bak bangkai,
Dimana kita?
Aku bertanya dimana kita?
Kamu punya akal,
Kamu punya ilmu,
Tetapi mana kekuatan kamu?
Ikut telunjuk nafsu,
Suapan haloba merabunkan mata,
Aku Nampak itu,
Kamu sedar akan itu,
Jangan sorokkan dariku!!
Kamu berada dikalangan aku!!
Aku berada dikalangan kamu!!
Kadang-kadang, cita-cita dan impian bisa menjerumuskan manusia ke suatu lembahan yang hina. Matlamat yang murni tidak menjamin ketulusan sesuatu tindakan. Manusia selalunya terjerut dek tali simpulannya sendiri. Hanya kerna mengejar nama dan kedudukan manusia lupa dimana mereka berpijak, mereka lupa ada manusia-manusia yang lain berpijak dibumi yang sama dengan mereka. Mereka lupa adanya manusia yang beratapkan langit yang sama dengan mereka. Mereka lupa adanya manusia yang faham benar dengan permainan mereka. Masakan tidak, mereka itu sama dengan mereka ini. Ciptaan yang serupa dari Tuhan yang sama. Wallahua'lam Bissawab.
No comments:
Post a Comment