Wednesday, March 26, 2008

Usah Bersandar Padaku

Akhir-akhir ini aku terasa seperti dipersimpangan. Hendakku luah mati bapak, ditelan pula mati emak. Situasi yang kukira seperti telur dihujung tanduk. Bila-bila masa sahaja bisa jatuh ke bumi lalu pecah berderai. Jika tidak dibersihkan dengan kadar segera bisa jua meninggalkan sisa kotor lagi hanyir. Jika boleh disimpulkan mungkin begitu keadaannya yang ku alami kini. Aku cuba untuk mengelak tapi situasi itu datang menjengah tanpa sempat ku elak. Suatu persimpangan diantara kanan atau kiri, atau haruskah aku memilih jalan tengah antara keduanya. Aku lebih selamat andai memilih jalan tengah, namun aku juga tak bisa melukakan sesiapa. Aku tidak sanggup untuk tersepit antara suatu dimensi yang mana wujudnya dua hati yang sedang diawangan terikat antara bumi dan langit. Namun aku bukanlah seorang lelaki yang mudah menurut desakan perasaan. aku cuba mengelak dari menangguk di air yang keruh, kerna ku tahu akibatnya nanti pasti lebih melukakan. Bukan hati aku, namun dua hati berbeza ini yang ku fikirkan. Seolah-olah dengan tidak semena-mena aku sudah pun tersepit di celah konflik yang saban hari kian jauh. Aku tidak bermasalah untuk lari pergi sejauh mungkin membiarkan apa yang sudah bermula kerna ku sedar hatiku tidak langsung disitu. Aku berada disuatu posisi yang salah. Aku bukan seorang pengecut untuk berhadapan situasi ini, situasi yang sudah biasa ku tempuhi lalu aku kira sesuatu yang perlu untuk aku berlari sejauh yang mungkin agar tiada harapan yang ku sempat sandarkan dijiwa yang bergelora. Ketenangan yang menjadi kekuatan selama ini kadang-kadangnya bisa menjerumuskan aku ke tempat yang salah. Jika ku turap jalan yang satu ini, jalan yang satu bakal jua terkesan. Jika ku biar, maka jalan yang satu lagi pasti terus berlubang dek hentaman yang dirasa . Ku harapkan agar kedua jalan ini menemui satu titik temu agar ku selesa berada di pertengahannya . Bala-bala kontraktor sudah pun ku khabarkan agar kedua jalan ini terus diturap agar aku bisa mencelah diantaranya tanpa ada rasa sangsi, tanpa ada rasa bersalah dan tanpa wujud rasa keterikatan. Aku bukannya kontraktor yang berkelayakan untuk jalan-jalan ini sandarkan.

No comments: